Anak Mulai Merasa Kurang Disayang Dibandingkan Saudaranya? Apa yang Harus Kita Lakukan?
Istilah anak emas atau anak kesayangan sepertinya menjadi fenomena yang masih sulit diakui oleh para orang tua di luar sana nih, Kis Listener. Terkadang, beberapa orang tua ketika ditanyakan mengenai anak kesayangan mereka, para orang tua cenderung menjawab dengan jawaban template seperti, “Nggak ada dong! Rasa sayang saya ke anak saya sama aja.” Jawaban tersebut tentunya merupakan cara dari para orang tua untuk menunjukan bahwa mereka ‘mampu’ bersikap ‘adil’ dalam hal kasih sayang terhadap anak-anak mereka.
Nah Kis Listener, untuk membahas fenomena ini Udjo dan Olin dalam siaran Kis in the Morning kedatangan seorang psikolog, yaitu Intan Erlita. Jadi, gimana sih tanggapan seorang psikolog tentang fenomena ‘anak kesayangan’?
BACA JUGA: Kapan Waktu Terbaik untuk Menjelaskan Status Adopsi Terhadap Anak?
Fenomena Anak ‘Kesayangan’ Terjadi Secara Natural
Pada dasarnya, dari penjelasan Intan sebagai seorang psikolog, fenomena anak ‘kesayangan’ terjadi secara natural. Para orang tua nyatanya akan menghadapi kasus di mana terdapat anak yang diharuskan mendapatkan perhatian lebih dibandingkan dengan anak lainnya..
Jadi, pada dasarnya orang tua memang sudah berusaha untuk bersikap adil, namun pada akhirnya rasa tendensi untuk memperhatikan rasa perhatian dalam tanda kutip rasa kasih sayang untuk salah satu anak tidak bisa terelakan karena terjadi secara naturall.
Tapi, Intan pun menambahkan, rasa sayang atau perhatian lebih ini sebisa mungkin tidak boleh diketahui oleh si anak. Karena, nantinya cenderung akan menciptakan persaingan tidak sehat pada anak-anak kita. Dengan kata lain, rasa sayang atau perhatian lebih kita terhadap salah satu anak harus bisa kita jaga untuk diri kita sendiri sebagai orang tua.
BACA JUGA: Yayasan Sayap Ibu Hadir untuk Anak-Anak Terlantar untuk Menemukan Keluarga Baru
Gimana Kalau Anak Sudah Merasa ‘Kurang’ Diperhatikan
Dalam satu kasus, tentunya bukan tidak mungkin seorang anak akan merasa kalau dirinya ‘kurang’ diperhatikan dan disayang oleh orang tuanya. Sebagai orang tua, hal yang perlu dilakukan ketika berhadapan dengan hal tersebut adalah meyakinkan mereka bahwa rasa sayang dan perhatian mereka terhadap salah satu anak tetaplah ada dan tidak berkurang.
Intan menyarankan para orang tua yang berhadapan dengan keadaan tersebut untuk melakukan rebonding ulang dengan anak yang merasakan hal tersebut. Berbagai kegiatan bonding sesederhana seperti mengajak ngobrol sampai me time atau liburan berdua dengan anak yang merasa ‘kurang’ diperhatikan atau disayang rasanya mampu memberikan rasa yakin terhadap anak bahwa mereka tetaplah disayang dan juga diperhatikan.
Maka dari itu, orang tua harus bisa terlihat adil di depan anak-anaknya untuk menurunkan situasi kecemburuan antar anak. Pun kalau pada kenyataannya para orang tua memiliki tendensi untuk memberikan perhatian dan rasa kasih sayang lebih terhadap salah satu anak, cukup simpan untuk diri sendiri saja.
Pada akhirnya, yang namanya adil memang menjadi sesuatu hal yang pelik untuk dilakukan. Namun, satu hal yang pasti adalah rasa sayang para orang tua terhadap anaknya adalah hal yang absolut dan tidak akan berkurang atau bahkan tergantikan. (*/)
(RRY)
Berikan Komentar Anda