Bukan Hanya Hubungan Seksual: Kenali Jenis dan Penyebab Seseorang Berselingkuh
Salah satu hal yang paling ditakutkan ketika menjalin hubungan seperti pacaran atau menikah adalah perselingkuhan. Seyakin-yakinnya kita dengan pasangan kita, rasanya rasa takut untuk diselingkuhi tetap ada. Bahkan, di Indonesia sendiri topik mengenai perselingkuhan kayaknya sudah menjadi makanan sehari-hari. Mulai berbagai topik dan istilah seperti pelakor, pebinor, dan lain sebagainya yang mereferensikan terhadap kasus perselingkuhan kayaknya menjadi bukti kalau perselingkuhan exist dan masif terjadi di Indonesia.
Dalam Segmen ‘Ketok Pintu’ di Kis in the Morning bersama Ivy Batuta dan Udjo, Rany Moran selaku Coach, Psychological Counsellors, dan Corporate Speaker kembali memberikan pencerahan bagi Kis Listener dengan mengangkat topik seputar perselingkuhan.
Menurut Rany, selingkuh pada dasarnya merupakan bentuk dari genetic predisposition, yang artinya perilaku selingkuh bisa terbentuk dari kondisi lingkungan dan genetik. Dalam kasus lain, beberapa kasus selingkuh pun didasari karena adanya kebutuhan hormonal yang membuat para pelaku selingkuh merasa ‘harus’ memuaskan kebutuhan biologisnya. Di kasus lain, mereka yang merasa memiliki bonding dan attachment yang kurang dari pasangannya pun cenderung melakukan perselingkuhan.
Akan tetapi, di berbagai kasus lain, selingkuh bisa terjadi karena hilangnya ‘hukuman’ untuk pelaku selingkuh. Dalam kata lain, mereka yang berselingkuh merasa memiliki kontrol atas pasangannya karena mereka tidak pernah mendapatkan hukuman yang seharusnya mereka dapatkan. Mirisnya lagi, beberapa orang berselingkuh dengan didasari oleh perasaan bosan.
Jenis-Jenis Selingkuh
Selingkuh pada dasarnya memiliki berbagai jenis sesuai dengan kondisi perselingkuhan itu sendiri. Antara lain:
- Exit Affair: Salah satu jenis selingkuh ini pada dasarnya merupakan jenis selingkuh dengan kondisi si pelaku sudah menginginkan untuk putus dengan pasangannya namun tidak bisa mengungkapkannya. Sehingga, dirinya melakukan sabotase terhadap dirinya sendiri dengan berselingkuh supaya bisa putus dari pasangannya.
- Transactional Affair. Dari penjelasan yang dijelaskan Rany, transactional affair pada dasarnya merupakan selingkuh yang tujuannya untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk uang.
- Intellectual Affairs: Untuk pasangan yang merasa adanya gap pengetahuan, intellectual affairs bisa saja terjadi di hubungan kalian. Mereka yang merasa adanya gap pengetahuan sering kali mencari sosok yang mampu mengimbangi mereka di dalam obrolan yang sedang dilakukan.
- Micro Cheating: Hal-hal kecil seperti chatting dengan orang lain tanpa sepengetahuan pasangan, jalan bersama orang lain, saling follow akun media sosial pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai bentuk dari micro cheating.
Terus, Bisakah Kita Berteman dengan Lawan Jenis?
Kalau misalnya chattingan bersama lawan jenis bisa disebut sebagai micro cheating, terus bagaimana dengan hubungan pertemanan atau persahabatan yang terjadi antara dua lawan jenis? Apakah tetap dikatakan sebagai selingkuh?
Rany menjelaskan, pada dasarnya berteman atau bersahabat dengan lawan jenis merupakan hal yang wajar dan bukan perselingkuhan selama hubungan tersebut tidak terlalu eksklusif dan pasangan kita mengetahui pertemanan tersebut. Karena, pada dasarnya kalau memang tidak selingkuh, kenapa kita harus diam-diam bertemu tanpa memberi tahu pasangan kita? Buat apa kita kita harus diam-diam chattingan dengan mereka tanpa sebab yang jelas?
Semuanya pada akhirnya kembali ke bagaimana cara kita mengkomunikasikan hubungan pertemanan kita dengan pasangan kita. Terlebih, dalam konteks pertemanan, sedekat apapun kita dengan mereka, tentunya masih ada boundaries antara kita dengan teman kita.
BACA JUGA: Mengenal Self Sabotage: Upaya Menggagalkan Diri yang Kerap tidak Disadari
Bisakah Seseorang ‘Sembuh’ dari Perilaku Selingkuh?
Dibandingkan dengan pertanyaan ‘bisakah?”, rasanya pertanyaan ‘maukah’ jauh lebih tepat ditujukan kepada pelaku perselingkuhan. Karena, pada dasarnya perilaku selingkuh sangat bisa disembuhkan asal ada kemauan dan juga komitmen dari pelaku perselingkuhan. Untuk Kis Listener yang menjadi korban perselingkuhan dari pasangannya dan mau memberikan kesempatan kedua, ada baiknya Kis Listener memberikan support untuk pasangan Kis Listener untuk bisa sembuh.
Lebih dari itu, untuk para pelaku perselingkuhan yang didasari dengan hasrat seksual, ada baiknya kamu mendatangi para ahli untuk melakukan konsultasi maupun terapi. Karena, setidaknya kamu harus tahu alasan kamu melakukan perselingkuhan dengan alasan tersebut didasari oleh apa? Sehingga, kamu bisa memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan juga berkomitmen terhadap pasangan. (*/)
(RRY)
Berikan Komentar Anda