UH-OOH!

The size of your web browser is too small for our website. Please consider resizing it bigger for best browsing experience.


Copyright © 2018 KISFM

Loading..

Memberikan Rasa Aman Terhadap Anak Menjadi Kunci To Become Better Parents

Merawat anak tidak pernah menjadi tanggung jawab yang mudah. Sebagai orang tua setidaknya kesiapan finansial, fisik, dan terutama mental sangat diperlukan. Karena, orang tua punya peran penting dalam membentuk karakter anak kedepannya.

Setelah sebelumnya Monica Sulistiawati, M.Psi. Pskilolog selaku Clinical Psychologist and Child Development Specialist di Personal Growth membahas bagaimana sosok orang tua bisa menjadi pembully pertama anak dan bagaimana konsep mindfull parenting dapat menjadi kunci untuk pembentukan karakter anak. Kali ini Monica akan membahas bagaimana kesiapan orang tua untuk membentuk karakter anak.

BACA JUGA: Mindfull Parenting dan Kasih Sayang Jadi Kunci Pembentukan Karakter dan Emosi Anak

Persiapan Orang Tua

Sebagai orang tua, setidaknya orang tua yang sudah siap untuk mendidik anaknya akan mempersiapkan semuanya sejak tahapan prenatal. Selain fokus mempersiapkan finansial untuk biaya persalinan dan lain sebagainya, sebagai calon orang tua Kis Listener pun harus menambah wawasan, dan mampu menakar level stres sebagai orang tua ke depannya.

Apabila dirasa Kis Listener belum cukup dengan dua hal tersebut, kis Listener dapat datang ke konselur kehamilan. Karena konselur kehamilan bukan hanya tentang kehamilan saja, melainkan juga tentang kesiapan mental si calon orang tua unduk merawat anaknya kelak.

“Tambah wawasan dulu, kemudian takar diri sendiri dulu stress-tolerance-nya seperti apa ya? Resiliensi si orang tua ini ketika ada masalah seperti apa ya? Apakah kemudian komunikasi dengan pasangan bagaimana ya? Takar dulu, seandainya memang rasanya kok masih banyak hal yang harus dipertimbangkan, boleh loh counseling dulu untuk persiapan memiliki anak. Jadi, program kehamilan tuh bukan hanya pergi ke dokter, tapi juga untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional.” kata Monica.

BACA JUGA: Sering tidak Disadari, Nyatanya Orang Tua Bisa Menjadi Seorang Pembully untuk Anak!

Tips To Become Better Parents

Untuk pasangan yang tengah mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua, Monica menyarankan untuk melakukan self refflection dan bertanya ke pada diri sendiri mengenai arti anak untuk diri mereka. 

“Biasanya pertanyaan pertama yang bakalan saya ajukan adalah Apa arti anak buat kamu? Dari situ banyak yang nantinya akan bisa di explore Jadi itu dulu jawab, apa arti anak buat kamu? Seberapa berharganya anak buat kamu dan bagaimana kamu punya vision ke depan Kira-kira kalau kamu punya anak, kamu akan memperlakukan anak kamu bagaimana? Dari situ dulu, nanti diskusinya jadi panjang kali lebar.” jelas Monica

Di sisi lain, untuk para orang tua yang tengah mengalami kesulitan untuk merawat sekaligus mendidik anaknya. Monica akan menanyakan hal mengenai bagaimana cara orang tua bermain dengan anaknya. Apakah bermain di sini benar-benar bermain, atau hanya ‘bermain’?

“Kalau misalnya yang sudah punya anak, yang paling sering saya tanyakan adalah Gimana caranya kamu main sama anak kamu? Mainnya main apa? Terus kamu mainnya di mana? Beda soalnya, kalau misalnya dia bilang mainnya di kamar mandi sama mainnya di ruang belajar. Kalau main di ruang belajar itu beneran main atau apa? Nanti jawabannya akan macam-macam dari situ bisa di explore lebih lanjut.” terang Monica

Selain itu, orang tua pun harus memberikan rasa aman terhadap anak ketika mereka berada di rumah. Karena, orang tua adalah sosok pertama yang mereka lihat. Sehingga, sebagai sosok pertama dalam kehidupan mereka, orang tua harus menjadi sosok yang dapat dipercaya oleh anak.

BACA JUGA: Hilangkan Stres: Berikut 5 Manfaat dari Merapihkan Kamar Tidur!

“Ketika mereka, si anak-anak ini lahir, melek, buka mata si orang tua ini lah yang pertama kali memeluk mereka. Kemudian, mungkin ada yang mendoakan di kuping sehinga mereka tahu kedua orang tua ini yang semestinya mereka percaya akan menjaga dan melindungi mereka.” ungkap Monica.

Dengan demikian, ketika anak menganggap rumah sebagai tempat aman. Ketika mereka beranjak dewasa dan mengenal lingkungan baru, mereka akan selalu menganggap rumah sebagai tempat teraman untuk mereka. Mereka bisa dengan bebas curhat mengenai masalah yang dialaminya dan lain sebagainya. Jangan sampai, ketika anak merasa rumah tidak mampu memberikan rasa aman, mereka jadi merasa kehilangan sosok atau ‘rumah’ ketika tertimpa suatu masalah. (*/)

(RRY)

Berikan Komentar Anda