UH-OOH!

The size of your web browser is too small for our website. Please consider resizing it bigger for best browsing experience.


Copyright © 2018 KISFM

Loading..

Cedera Terus Berulang-Berulang di Bagian Tubuh yang Sama: Berikut Penjelasan dari dr Ibrahim Agung

Salah satu hal yang sering kali terjadi kita sedang semangat untuk berolahraga adalah cedera. Sehingga, pada akhirnya bukannya sehat, olahraga tidak jarang menjadi salah satu faktor penyebab cedera pada bagian tubuh kita. 

Namun, Kis Listener tidak perlu khawatir. dr. Ibrahim Agung selaku dokter rehabilitasi medik khususnya rehabilitasi medik muskuloskeletal hadir di Kis in the Morning bersama Ivy dan Udjo di pagi hari ini.

BACA JUGA: Ajak Si Kecil Mengenal Kata ‘Cukup’ Bersama Founder Lyfe With Less, Cynthia Lestari 

Kenapa Sering Kali Kita Cedera di Tempat yang Sama

Cedera pada dasarnya tidak melihat usia, makanya sering kali cedera terjadi kepada mereka yang masih muda juga. Namun, sering kali cedera justru hanya terjadi di salah satu bagian tubuh saja dan terjadi secara terus menerus.

Dari penjelasan dr Baim, cedera di bagian tubuh yang sama biasanya disebabkan oleh cedera pertama yang belum sembuh secara total. Kis Listener tentunya sering kali berolahraga ketika merasa cedera yang dialami sudah mereda bukan? Padahal, pada kenyataannya cedera yang mereda bukan berarti dapat membuat kita bebas dari cedera yang sama. 

Selain itu, tidak melakukan stretching pun menjadi alasan Kis Listener rentan cedera di bagian tubuh yang sama. Karena, ketika Kis listener tidak melakukan stretching atau pemanasan sebelum berolahraga, tendon dalam keadaan tidak siap untuk berolahraga. 

“Belum sembuh total, baru merasa enakan, langsung olahraga lagi. Dan yang kedua biasanya karena nggak stretching. Jadi, si tendon belum siap pakai, tapi udah kita pakai aja,” jelas dr Baim. 

Selain itu, nyatanya terdapat perbedaan lokasi cedera yang sering kali dialami oleh laki-laki atau perempuan. Dari penjelasan yang disampaikan oleh dr Baim, biasanya perempuan memiliki risiko cedera di bagian bahu atau engkel (tendon robek atau frozen shoulder), sedangkan pria sering kali mengalami cedera di bagian pinggang dan lutut. 

“Sebenarnya, setiap olahraga memiliki risiko cedera yang berbeda. Tapi, kalau ditanya apakah laki atau perempuan memiliki risiko cedera yang berbeda, jawabannya ada,” ungkap dr Baim. 

dr Baim pun menambahkan, selain disebabkan oleh olahraga, nyatanya kegiatan sehari-hari pun dapat menyebabkan cedera pada bagian tubuh kita. Terlebih, bagian tubuh seperti bahu menjadi bagian yang rentan cedera akibat kegiatan sehari-hari. Kegiatan sesederhana membayar e-toll di GTO pun nyatanya dapat menyebabkan overstretch, sehingga Kis Listener harus aware dengan kegiatan-kegiatan apa yang membuat tubuh kita terasa tidak nyaman atau sakit. 

“Ketika berolahraga, otak kita sudah tahu kalau kita akan berolahraga dengan bagian apa. Namun, dalam kegiatan sehari-hari seperti bayar e-toll, sering kali membuat rotasi pada bahu terlalu banyak” jelas dr Baim. 

BACA JUGA: Peringati Hari Kanker Sedunia, Berikut Arti, Penyebab, dan Gejala Kanker

Pentingnya ke Dokter Rehabilitasi Medik

Dengan tingginya risiko cedera, baik yang disebabkan oleh olahraga maupun kegiatan sehari. Rasanya kehadiran dokter rehabilitasi medik sangat dibutuhkan. Namun, Kis Listener dapat mengunjungi dokter rehabilitasi medik di momen-momen seperti, cedera pertama atau cedera yang sudah terjadi secara berulang, pasca operasi yang mengharuskan Kis Listener untuk melakukan rehab agar bisa berolahraga lagi, ataupun ketika Kis Listener harus melakukan operasi namun harus terlebih dahulu melakukan rehabilitasi medik untung menyembuhkan bengkak dan hal-hal lainnya yang menyebabkan Kis Listener tidak dapat dioperasi. 

Selain itu, dr Baim pun menjelaskan berbagai rangkaian pencegahan agar cedera tidak terjadi secara berulang-ulang. Pertama, Kis Listener harus menjaga postur tubuh sebelum berolahraga. Kedua, Kis Listener wajib melakukan stretching di area yang akan Kis Listener pakai ketika berolahraga, dan terakhir datang berkonsultasi ke fisioterapi. 

“Pertama kita harus jaga posturnya, karena dari postur akan merembet ke hal yang lain. Kedua, stretching terutama untuk area yang akan sering dipakai. Ketiga, kita boleh rehab, datang ke fisioterapi,” jelas dr Baim. 

BACA JUGA: Tips Pumping ASI untuk Working Moms dari Konselor Menyusui dan MPASI Indria R Augustia

Untuk Kis Listener yang ingin berkonsultasi langsung dengan dr Baim. Kis Listener dapat berkunjung ke berbagai rumah sakit, seperti RSCM Kencana, Brawijaya Hospital Saharjo, dan Jakarta Joint Center di Kemang. (*/)

(RRY)

Berikan Komentar Anda